2018 Sehat yang Satu

 SEHAT  YANG SATU

fx. wikan indrarto*)

Dari semua penyakit infeksi pada manusia, 60% berasal dari hewan, sehingga Satu Kesehatan, Sehat yang Satu atau “One Health” adalah satu-satunya cara untuk menjaga agar obat antibiotik tetap bekerja baik. Pernyataan tersebut ditekankan ulang oleh Yang Mulia Putri Mahkota Mary Elizabeth Donaldson dari Kerajaan Denmark pada Senin, 12 November 2018, dalam puncak acara seremonial Pekan Kesadaran Antibiotik Dunia atau World Antibiotic Awareness Week (WAAW) 2018. Apa yang harus disadari?

Resistensi antibiotik adalah ancaman besar yang berkembang untuk prestasi kesehatan secara global. Penyakit infeksi bakteri yang telah resisten atau kebal terhadap obat antibiotik, diperkirakan menyebabkan 700.000 orang meninggal setiap tahun di seluruh dunia. Banyak mikroba (yaitu bakteri, virus,jamur, parasit) yang sama menginfeksi hewan dan manusia, melalui lingkungan tempat mereka berbagi, bahkan 60% dari semua penyakit infeksi bakteri pada manusia, terbukti berasal dari hewan.

Hasil gambar untuk resistensi antibiotika adalah

“Untuk kesehatan semua manusia, hewan, dan lingkungan secara bersama-sama, sebaiknya menggunakan obat antimikroba yang tepat. Dengan demikian semua pihak bertanggung jawab untuk ikut serta mencegah terjadinya ancaman resistensi antimikroba,” kata Dr. Zsuzsanna Jakab, Direktur Regional WHO untuk Eropa. Saat obat antibiotik secara benar digunakan pada pasien dalam sistem layanan kesehatan, tetapi kalau satu sektor itu saja, tentu tidak akan menyelesaikan masalah resistensi ini. Pendekatan ‘One Health’ atau Sehat yang Satu akan menyatukan para dokter dan petugas profesional dalam bidang kesehatan manusia, hewan, makanan, dan lingkungan sebagai sebuah kekuatan tunggal. Dengan demikian itu adalah satu-satunya cara untuk menjaga obat antibiotik, agar tetap bekerja baik untuk kesehatan semua pihak.

Hasil gambar untuk resistensi antibiotika adalah

Dengan 33.000 kematian pasien di seluruh Eropa setiap tahun, sebagai konsekuensi dari infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang resisten atau kebal terhadap antibiotik, dan tambahan pengeluaran €1 miliar untuk perawatan kesehatan tahunan, maka perlu lebih dipastikan bahwa obat antibiotik digunakan secara lebih berhati-hati. Selain itu, juga langkah-langkah pencegahan infeksi harus dilakukan di semua lini di seluruh Eropa. Hal ini ditegaskan oleh Dr. Andrea Ammon, Direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC).

Hasil gambar untuk resistensi antibiotika adalah

Tingkat konsumsi dan resistensi antibiotik, serta praktik pencegahan infeksi saat ini bervariasi antar negara, maka menjadi penting untuk menyesuaikan sebuah strategi bersama. WHO bergabung dengan Organisasi Pangan dan Pertanian atau ‘Food and Agriculture Organization’ (FAO) dan Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan atau ‘the World Organisation for Animal Health’ (OIE), mendesak semua pemerintah agar menggunakan strategi baru, dengan mengadopsi dan memperkuat penggunaan pendekatan ‘One Health’. Pendekatan ‘Sehat yang Satu’ (One Health) berarti tindakan koordinasi lintas sektor, yaitu kesehatan masyarakat, hewan dan lingkungan, untuk mencapai hasil dalam bidang kesehatan yang terbaik, bagi semua spesies. Hal ini juga menegaskan bahwa bakteri yang resisten tidak mengenal batas, karena dapat dengan mudah menyeberang dari manusia ke hewan, dan menyebar dari satu lokasi geografis ke yang lain.

Hasil gambar untuk resistensi antibiotika adalah

Obat antibiotik banyak digunakan dalam lingkup produksi ternak, kadang-kadang lebih digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan ternak dan mencegah infeksi, daripada untuk mengobati hewan ternak yang sakit. Penggunaan antibiotik yang berlebihan ini dapat menyebabkan lebih banyak terjadinya resistensi bakteri. Padahal, kelas antibiotik yang sama sering digunakan pada manusia dan hewan ternak yang sakit. Selain itu, rantai makanan merupakan rute penting untuk transmisi penyakit infeksi bakteri, sehingga membutuhkan pemantauan dan koordinasi yang ketat untuk mencegah penyebarannya. Data ini menunjukkan bahwa tidak ada satu sektorpun yang memiliki kapasitas untuk menyelesaikan masalah resistensi antibiotik secara sendirian. Namun demikian, tindakan kolektif dapat membantu dunia membuat kemajuan.

Hasil gambar untuk resistensi antibiotika adalah

Salah satu cara efektif untuk melindungi kesehatan manusia, adalah dengan mengurangi kemungkinan resistensi bakteri berkembang pada hewan. Banyak negara secara bertahap menghapus penggunaan antibiotik, sebagai promotor pertumbuhan dan tindakan pencegahan dalam bidang peternakan. Untuk itu, sekarang penggunaan antimikroba pada hewan yang sehat hanya diijinkan, dalam keadaan yang sangat luar biasa. Negara lain yang belum melakukannya, diminta untuk memastikan bahwa obat antibiotik esensial, yang sangat penting bagi kesehatan manusia dan hewan, hanya boleh digunakan ketika benar-benar diperlukan. Kebijakan ini membantu mencegah resistensi bakteri dan membuat antibiotik tetap dapat bekerja penuh, baik untuk manusia maupun hewan.

Hasil gambar untuk resistensi antibiotika adalah

Resistensi bakteri secara luas diakui sebagai salah satu ancaman terbesar abad ke-21 untuk prestasi bidang kesehatan, kesejahteraan dan keamanan pangan. Di seluruh dunia, diperkirakan 700.000 orang meninggal setiap tahun dari infeksi bakteri yang resistan terhadap obat, dan di Eropa yang telah  maju saja, 33.000 jiwa meninggal setiap tahun dan angka-angka tersebut diprediksi terus meningkat. Dengan ini, semua pemerintah didesak untuk melakukan kampanye yang mendorong warga negaranya untuk “berpikir dan bertanya ulang” (think twice and seek advice), sebelum menggunakan antibiotik. Selain itu, juga hanya menggunakan antibiotik sesuai dengan resep dari dokter atau dokter hewan. Pemerintah juga didorong untuk menghentikan penggunaan antibiotik sebagai promotor pertumbuhan pada hewan. Upaya lainnya adalah termasuk tambahan investasi dalam akses yang lebih baik kepada vaksin dan alat diagnosa penyakit infeksi yang lebih cepat dan terjangkau, serta praktik kebersihan dan biosekuriti yang baik.

Hasil gambar untuk resistensi antibiotika adalah

Momentum Pekan Kesadaran Antibiotik Sedunia (World Antibiotic Awareness Week) ke-4 pada 12-18 November 2018 yang lalu, seharusnya memunculkan komitmen kolaborasi seluruh sektor, untuk menjaga kesehatan manusia, hewan dan lingkungan, dalam semangat ‘One Health’ (Sehat yang Satu).

Sudahkah Anda terlibat membantu?

Sekian
Yogyakarta, 13 November 2018 
*) Ketua IDI Cabang Kota Yogyakarta, dokter spesialis anak, Alumnus S3 UGM, Lektor FK UKDW, WA: 081227280161, e-mail : fxwikan_indrarto@yahoo.com

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.